SEMARANG - Di penghujung jabatan Bupati Solok Epyardi Asda kembali menorehkan prestasi bergengsi tingkat nasional. Epyardi Asda menjadi satu-satunya Bupati yang menerima penghargaan Apresiasi Kampung Keluarga Berkualitas yang diberikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Penghargaan itu diterima langsung oleh Bupati Solok, H. Epyardi Asda dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 di PO Hotel Semarang, Jawa Tengah. Piagam diserahkan langsung Kepala BKKBN Pusat, Dr. Hasto Wardoyo.
Dalam pemberian apresiasi, Rabu, 26 Juni 2024 itu, BKKBN melakukan penilaian terhadap kabupaten/kota di Indonesia berdasarkan sejumlah kriteria. Pertama, persentase tertinggi jumlah Kampung Keluarga Berkualitas terhadap jumlah desa/ kelurahan.
Kemudian, persentase tertinggi jumlah Kampung Keluarga Berkualitas mandiri dan berkelanjutan terhadap jumlah desa/ kelurahan. Pemerintah daerah yang memiliki regulasi terkait penyelenggaran Kampung Keluarga Berkualitas.
Selanjutnya, Kabupaten/ Kota yang memiliki Tim Koordinasi Kampung Keluarga Berkualitas. Terakhir, Pemerintah daerah yang memiliki anggaran penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas yang bersumber dari APBD murni.
Berdasarkan seleksi yang dilakukan, dari 514 daerah, Kabupaten Solok ditetapkan sebagai salah satu dari 6 pemenang Apresiasi Pemerintah Kabupaten dan Kota tahun 2024.
Baca juga:
Sumbar Masuk Enam Besar IGA 2021
|
Lima daerah lainnya peraih apresiasi yakni Kota Yogyakarta (D.I. Yogyakarta), Kota Madiun (Jawa Timur), Kota Banjar (Jawa Barat). Selanjutnya, Kota Mojokerto (Jawa Timur) serta Kota Cimahi (Jawa Barat).
Bupati Solok Epyardi Asda usai acara menyampaikan ucapan syukur atas pencapaian berkat kerja keras Super Tim Kabupaten Solok.
Menurutnya penghargaan tersebut merupakan hasil dukungan seluruh pihak dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan berkualitas serta menjadi satu bukti atas komitmen bersama dalam mempercepat penurunan stunting.
“Artinya melalui penghargaan ini Pemerintah Kabupaten Solok bersama seluruh elemen lintas sektor dan masyarakat memiliki komitmen dan aksi nyata dalam menyiapkan Generasi Indonesia Emas 2045 dengan menciptakan kampung keluarga berkualitas pada 74 Nagari, sebab anak-anak inilah yang akan menjadi insan penerus pembangunan ke depan, ” ujarnya.
Menurutnya untuk menciptakan generasi yang berkualitas harus dimulai dari keluarga yang juga berkualitas, melalui keluarga berencana. Sebab keluarga yang bahagia dan berkualitas itu harus direncanakan.
“Keluarga yang direncanakan tentunya akan mendorong terciptanya keluarga berkualitas dan bahagia, dengan pola asuh yang tepat, kemudian juga pola konsumsi yang sehat. Bagaimana keluarga bisa memiliki kesadaran dan pemahaman akan asupan gizi yang tepat sehingga dapat mencegah terjadinya stunting, ”kata Epyardi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto Wardoyo menyampaikan tantangan terkait memberantas stunting, seperti faktor lingkungan, pendidikan, hingga kemiskinan. Adapula faktor spesifik, ada penyakit, perubahan perilaku, pola makan, gizi seimbang.
Untuk itu BKKBN mengacu pada rambu-rambu lima pilar yang sudah ada di peraturan presiden atau perpres. Pertama, komitmen Kepala Daerah menurunkan stunting. “Kedua harus ada edukasi, dan ini harus masif. Media sekarang bagus sudah selalu menyampaikan stunting, ” katanya.
Ketiga, kata dia, soal konvergen, untuk itu berbagai pihak harus royal kepada program stunting. Keempat tersedia cukup makanan, dan terakhir adalah data.
Menurutnya, BKKBN per hari ini sudah melakukan penimbangan di seluruh Indonesia. Program ini dinamakan gerakan intervensi serentak.
“Sampai hari ini baru 78 persen, sampai sore ini, minimal ya 90 persen lah. Terkumpul data by name, by adress seluruh Indonesia dengan ukuran tinggi badannya, ” kata dia.
“Nanti akhir bulan Juni ini akan ketauan berapa persen sebetulnya yang stunting. Akhir juni kita hitung, nanti keliatan akhirnya berapa, saya optimis di bawah 20 persen.”tukasnya.
Selain itu, menurutnya, penurunan stunting juga harus melibatkan Kepala Dinas, Kepala Daerah, dan tokoh masyarakat. Untuk itu BKKBN apresiasi kepada berbagai pihak yang menyukseskan sosialisasi stunting.
“Mereka itu punya energi positif untuk melakukan satu perubahan, karena hari ini mohon maaf ya. Kepala Daerah yang berfikir tentang kependudukan sebagai dasar untuk membuat kebijakan mungkin juga masih sedikit, ” katanya.
“Jadi ini kita berikan apresiasi, pembangunan keluarga juga kita apresiasi karena banyak kegiatan bina keluarga yang berprestasi. Kemudian individu yang membawa perubahan itu kan banyak, bidan, remaja, anak sekolah, katakanlah stakeholder terkait.”tutupnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati didampingi Kepala Dinas PPKBP3A Kab. Solok, dr. Marwazi, MARS beserta jajaran, Camat Gunung Talang, Wali Nagari Jawi-jawi dan Pokja Kampung Keluarga Berkualitas Jawi-jawi.